Investasi Kebun Jati.

Investasi Kebun Jati adalah Investasi Paling aman dan paling menguntungkan saat ini dan masa mendatang,tidak pernah tersangkut krisis ataupun resesi dimana nilai jual yang tidak pernah turun dari tahun ke tahun. Ini yang menyebabkan masyarakat mulai memasuki usaha penanaman pohon jati sebagai salah satu dari bentuk investasinya.Bagi Anda yang berminat untuk investasi di kebun jati hubungi Sdr.Heriawan segera di 085310386443

20090411

Investasikan Uang Anda di Kebun Jati


Tectona Grandis atau yang lebih dikenal dengan Jati merupakan tanaman keras yang banyak dibudidayakan oleh Perhutani khususnya dipulau jawa. Karena keunggulannya dari segi kwalitas kayu dan nilai jual yang tinggi,maka jati digolongkan sebagai kayu mewah serta memiliki kelas awet yang tinggi, anti rayap dan jamur serta mampu bertahan sampai 7 generasi atau sekitar 500 tahun. Oleh karena itu masyarakat umum mulai banyak yang melirik untuk membudidayakan dan berinvestasi di kebun jati. Perhutani mengembangkan bibit jati unggul yang berasal dari kebun benih KBK ( Kebun Bibit Klonal ) di Cepu. Bibit Jati KBK ini merupakan bibit dari jati yang diambil dari hutan perhutani blora hasil seleksi dengan umur indukan berumur 65 tahun.


Investasi di kebun Jati oleh masyarakat selama ini dipahami merupakan hal yang memerlukan waktu pemeliharaan belasan hingga puluhan tahun dengan jarak tanam lebar. Sehingga bila ditanam sekarang yang menikmati adalah anak cucu kita. Pandangan ini tidak sepenuhnya benar !!
Karena saya pun telah membuktikan nya yang sebelumnya memiliki pandangan seperti itu.

INVESTASI KEBUN JATI ....INVESTASI KEBUN JATI ....INVESTASI KEBUN JATI
HUB : HERIAWAN di 085310386443

Hasil penelitian sebuah lembaga yang kami ikuti, Jati Blora jenis KBK yang kami tanam dapat di panen pada umur 6-7 tahun dengan diameter 30-35 cm. Jati tersebut kami tanam dengan jarak tanam 1x2m (jarak 1m ke arah timur barat sedangkan 2m kearah utara selatan sehingga setiap hektar lahan kebun dapat ditanam minimal 4000 pohon.

Syarat umum bagi pohon jati untuk tumbuh dan teknik budidaya :

Sangat cocok untuk iklim tropis seperti indonesia, antara lain seluruh pulau jawa, sebagian pulau sumatra, sulawesi selatan, sulawesi tenggara, NTB dan maluku dengan syarat umum sbb:

1. Curah hujan 1500-2500mm/tahun.
2. Bulan kering 2-4 bulan.
3. Tinggi lokasi penanaman 10-1000m dari permukaan laut.
4. Intensitas cahaya 75-100%.
5. Ph tanah 4-8.
6. Jenis tanah lempung berpasir, hindari tanah becek/rawa dan cadas.

Teknik budidaya pohon jati dimulai dari persiapan lahan, Pembukaan lahan kebun dengan membersihkan dari semak-semak, alang-alang dll, kemudian membuat lubang tanam 40x40x40 cm dan dibiarkan selama kurang lebih 2 minggu. Lakukan pemupukan pada lubang tanam dengan memberikan pupuk kandang atau kompos sebanyak 5kg per lubang. Pemberian kapur atau dolomit apabila tanah masam sebanyak 50-100g/lubang tanam.

Penanaman: Masukan tanah campuran/kompos ke lubang setinggi 1/3 kedalam lubang sambil disiram, masukan bibit jati KBK yang telah disobek polibag nya ke dalam lubang lalu timbun lubang hingga penuh, siram tanaman sambil memadatkan lubang tanam.

Pemeliharaan: Pembersihan rumput/gulma disekitar tanaman penting untuk dilakukan, jaga jangan sampai ada genangan air disekitar pohon, purning atau pemangkasan cabang-cabang harus rutin dilakukan sampai minimal ketinggian 6m,potong cabang 1-2cm dari pangkal. semprot insektisida bila perlu untuk membunuh hama dan penyakit.

Pemupukan: Taburkan pupuk urea atau npk sekitar tanamam sesuai petunjuk. perhatikan cara pemupukan dan periode pemupukan karena tahun pertama pohon jati tumbuh adalah masa kritis yang menentukan untuk tumbuh selanjutnya !


Nah....Silahkan Anda Mencobanya.....,
Bila Anda tidak ingin repot, Anda bisa memilikinya dengan langsung membeli lahan beserta pohon jati yang sudah tertanam seperti yang telah kami sediakan dan berikut data nya:

INVESTASI KEBUN JATI ....INVESTASI KEBUN JATI ....INVESTASI KEBUN JATI
HUB: HERIAWAN DI 085310386443.

Mulai tanam Agustus 2007.

Luas Kebun................................................1,4Ha (14000m2)
Lokasi........................................................Leweung Datar, Cibadak,Sukabumi,jawa barat.
Status Tanah..............................................Sertifikat Hak Milik.
Total Pohon Jati..........................................+- 5000 pohon
Tinggi pohon...............................................1,5m-8m
Diameter Batang.........................................7-14cm.
Jenis Pohon Jati..........................................Akar Tunjang, bibit KBK Cepu
Umur Pohon...............................................17-20 bulan.
Contact Person (Owner).............................Heriawan 0853-1038-6443
Harga jual..................................................Rp 200,000,000,-
(Rp14,285 / m2 sudah termasuk lahan dan pohon jati) Lo...murah ya !

Lalu tugas anda selanjutnya tinggal memupuknya setahun sekali dan sudah bisa dilakukan tumpang sari untuk mendapatkan penghasilan tambahan lain.

Data diatas per april 2009
dan harga berubah terus / naik per 6 bulan sekali !

Bila Anda membutuhkan bibitnya pun kami bisa menyediakan nya bibit jati blora KBK unur 2-4 bulan dengan harga Rp5000,- per bibit.


"BAGI PEMINAT YANG SERIUS SAJA" :

Untuk peninjauan kelokasi kami antar dengan membayar biaya Rp200,000,- serta kendaraan dan lain-lain juga ditanggung peminat.


INVESTASI KEBUN JATI ....INVESTASI KEBUN JATI ....INVESTASI KEBUN JATI
HUB: HERIAWAN DI 085310386443.

Berikut ini sebuah artikel menarik yg perlu anda baca:

Mendulang Untung dari Investasi di Pohon Jati
Oleh : Eva Martha Rahayu

Tingginya harga kayu jati di pasar internasional yang berkisar US$ 500-2200 per meter kubik mendorong beberapa perusahaan menawarkan peluang investasi di tanaman jati hasil rekayasa teknologi. Potensi keuntungannya 2-10 ribu persen pada tahun ke-10. Bagaimana kalkulasinya?

Sudah menjadi tradisi sebagian orang Jawa: setiap keluarga dianjurkan menanam pohon jati. Setidaknya di Trenggalek, Bojonegoro, Jepara, rata-rata satu keluarga baru yang memiliki lahan minimal 1.000 m2 akan menanami kebunnya dengan 10 pohon jati. Kebiasaan ini bermanfaat dari sisi ekonomi. Sebab, setelah tahun ke-10, pohon jati itu bisa dipanen secara bertahap untuk menutup berbagai biaya. Misalnya, saat anak-anak masuk SMP, SMA, kuliah, bahkan untuk modal pesta pernikahan anak. Maklumlah, di pasaran lokal saja harga kayu jati sekarang mencapai Rp 8-12,5 juta/m3.

Di balik prospek tingginya harga kayu jati, tersimpan peluang investasi. Dalam perhitungan yang konservatif, saban lima tahun harga kayu jati naik bisa dua kali lipat. Artinya, dengan masa investasi paling pendek (10 tahun), harga kayu jati bakal melonjak empat kali lipat. Ini berdasarkan perkembangan harga tahun-tahun lalu. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh beberapa pengusaha agrobisnis dan investasi untuk menawarkan paket-paket investasi di pohon jati. Jenis kayunya macam-macam, ada klon jati lokal, Malaysia, Thailand, Filipina, Myanmar, India, Solomon (Samudra Pasifik).

PT Sugih Agro Sejati (SAS) yang dirintis oleh Soegiharto Soebijanto pun menawarkan investasi di jati Solomon. Soegiharto melakukan riset kloning tanaman jati sejak 1998 dengan menghabiskan dana Rp 4 miliar. “Awalnya memang tidak untuk tujuan bisnis. Sekadar hobi dan untuk warisan anak cucu. Tapi lama-kelamaan kantong jebol juga untuk penelitian,” ungkap ayah 6 anak ini. Makanya, tahun 2002 mulai ditawarkan ke teman sejawat dan relasinya. Barulah pada Februari 2006 SAS agresif menjemput investor baru.

Direktur Pemasaran SAS Santi Mia Sipan menjelaskan, pihaknya menawarkan empat paket investasi. Pertama, sistem jual putus dengan harga per bibit kloning Rp 2,5-20 ribu. Ada garansi penggantian selama tiga bulan sejak masa tanam bila bibitnya mati. Diproyeksikan potensi keuntungan selama 10 tahun adalah 10-15 ribu persen, asalkan mengikuti supervisi cara tanam dan perawatan yang tepat.

Kedua, sistem kerja sama pengelolaan oleh SAS. SAS akan merawat dan menjamin pembesaran tanaman sampai siap ditebang dengan nilai ekonomis 7-10 tahun. Harga yang ditawarkan Rp 150 ribu/bibit jati terunggul. Nilai investasi minimal 1 hektare yang berisi 1.000 pohon atau sekitar Rp 150 juta. Prospek imbal hasilnya diperkirakan 10 ribu persen setelah tahun ke-10. “Ambil contoh paling minim saja, bila Anda investasi Rp 150 juta, pada tahun ke-10 total nilai investasi pemodal akan berbiak menjadi Rp 2,5-3 miliar,” papar Santi. Asumsi itu mengacu pada harga jati di pasar internasional saat ini US$ 500-2.200/m3. Fasilitasnya penyediaan lahan/sewa, jaminan perawatan 10 tahun, pembesaran tanaman sampai 0,35 m3 untuk setiap batang setelah 10 tahun, garansi terhadap kebakaran, penjarahan dan nilai tanaman yang terus naik.

Ketiga, sistem kerja sama sesuai dengan volume pembelian. Untuk pembelian di atas 10 ribu bibit SAS akan memberikan diskon 12,5%. Selain itu, ada bantuan supervisi dan kunjungan berkala oleh ahli botanical dari Institut Pertanian Bogor.

Dan keempat, sistem bisnis jaringan/member get member yang dikembangkan sejak Januari 2006. Dengan pola ini seseorang bisa menjadi investor sekaligus mendapat income tambahan dari komisi penjualan yang tiada batasnya. Untuk menjadi anggota mesti setor modal Rp 625 ribu (mendapat satu pohon plus hak usaha) dan starter kit Rp 25 ribu.

Sementara SAS lebih fokus ke jati Solomon, beberapa perusahaan lain menawarkan investasi di jati emas atau jatimas. Jati ini merupakan hasil kultur jaringan induk jati asal Thailand. PT Katama Suryabumi (KS) mengklaim sebagai pemegang merek dagang jati emas sejak tahun 2002. Perusahaan yang berdiri tahun 1992 ini hanya menawarkan satu paket: tanam bergaransi satu tahun, meliputi persiapan lahan, pengadaan bibit, penanaman, pemeliharaan, dan pengendalian penyakit/hama. Untuk paket ini, harga jati per batang dibanderol Rp 30 ribu dan pembelian minimal 500 batang. Masa panen bisa dipetik pada tahun ke-7, ke-10 dan ke-15. “Kontrak kerja sama cuma satu tahun karena masa kritis usia penanaman jati itu pada tahun pertama,” papar Yohanes, tenaga pemasaran KS. Ia menambahkan, pihaknya juga menjual bibit jati emas umur tiga bulan dengan tinggi 30 cm secara putus seharga Rp 7 ribu/bibit.

Kemudian, di Mojokerto, Jawa Timur, juga ada perusahaan yang menawarkan investasi jatimas. Namanya PT Multi Inovasi Mandiri (MIM) dan beroperasi mulai tahun 2000. “Ada tiga paket yang kami tawarkan, tapi semuanya hanya sistem penjualan putus dan tanam,” ujar Haryanto, Presdir MIM. Pertama, paket setum (tonggak) untuk wilayah Timika dengan harga Rp 5 ribu/bibit. Kedua, paket lengkap dengan sistem tanam untuk wilayah Jawa dengan harga Rp 4.500/bibit. Ketiga, paket kultur jaringan stek mikro dengan harga Rp 6.750/bibit. Tak ketinggalan pohon yang sudah siap tanam dengan umur 6 bulan tersedia seharga Rp 13.500/batang. Dan, biasanya yang laris terjual paket satu plus kedua.

Tiap perusahaan mengklaim memiliki keunggulan. KS umpamanya mengaku laboratoriumnya di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, didukung oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, sehingga kualitas rekayasa genetika jati yang dihasilkan lebih bagus. Sementara itu, SAS yakin sejauh ini satu-satunya perusahaan yang menawarkan investasi di tanaman jati secara komprehensif, mulai dari penanaman, perawatan, bersertifikat dan ada garansi asuransi. Untuk asuransi, SAS menggandeng PT Mediaartha Jasa Pratama dengan premi Rp 40 ribu/pohon tiap tahunnya. “Setahu saya perusahaan lain cuma jual bibit secara putus dan tidak ada garansi,” klaim Santi sembari mengatakan pihaknya berani menggaransi semua risiko, kecuali bencana alam. “Tapi pihak asuransi bersedia meng-cover bencana alam juga,” tambahnya.

Untuk penyediaan lahan, selain memiliki kebun jati 200 ha, SAS bekerja sama dengan Pemda Sukabumi untuk memperoleh Hak Guna Usaha lahan seluas 5 ribu ha. Dengan demikian, keamanan dijaga Pemda dan penduduk setempat. “Tapi kalau ada investor yang ingin beli lahan akan kami bantu. Harganya Rp 10-30 ribu/m2,” ujar Santi. Lokasinya di tiga tempat: Desa Bumisari Cikidang, Desa Sampora Cikidang, dan Desa Taman Jaya Ciemas. Demi keamanan pula, SAS mempekerjakan petani secara khusus, di mana tiap 3 ha kebun dijaga oleh seorang petani yang disediakan rumah di sana. Dari aspek kualitas produk, SAS mengklaim Solomon lebih unggul dibanding tanaman jati lain. Keunggulan itu: pertumbuhan lebih cepat (Solomon bisa tumbuh 1 meter dalam 1 bulan), batangnya lurus dan daun lebih kecil, sehingga pertumbuhannya kokoh.

Berapa banyak investor tanaman jati yang mereka jaring? “Kalau musim hujan ramai penjualan, sebaliknya kalau kemarau sepi,” ujar Haryanto. Menurutnya, penjualan yang ramai mencapai Rp 1 miliar tiap tiga bulan, sedangkan kalau sepi hanya laku Rp 50 juta/bulan. Ia menyebut beberapa investornya, antara lain, mantan Dirut Bank Mandiri E.C.W. Neloe pernah membeli bibit jati seluas 100 ha untuk ditanam di Nusa Tenggara; Grup Jawa Pos beli putus; PT PAL Surabaya beli sekaligus ditanamkan; serta Pemda Kutai, Pemda Banjarmasin, Pemda Batam masing-masing membeli bibit di atas 1.000 batang. “Kalau penjualan Katama Suryabumi rata-rata 50 ribu pohon tiap bulan,” tambah Yohanes. KS juga mendapat order dari Yayasan Pensiunan Perumnas untuk penanaman lahan tidur seluas 20 ha di Sukabumi.

Sementara itu SAS baru menggaet 10 investor. “Kami memang baru gencar promosi belakangan,” tutur Santi. Akan tetapi, perusahaannya pernah mendapat order penghijauan lahan dari Pemda Lampung untuk penanaman 3 juta pohon jati senilai Rp 3 miliar pada 2002. Yang jelas, SAS tak mau berkutat di pasar domestik. Saat ini SAS tengah menjajaki pemasaran ke Malaysia, dan untunglah repons investor di negeri jiran itu cukup antusias. “Sudah ada calon investor besar dan kantor perwakilan di Kuala Lumpur,” tambah Santi.

Bagaimana risikonya? “Tingkat kegagalan di bawah 10%,” tandas Haryanto mantap. Yohanes memperkuat opini itu dengan mengatakan paling-paling risiko muncul bila ada penebangan liar, dan rawan ketika perawatan pada tahun pertama. Soal bencana alam, tidak perlu dikhawatirkan. Sebab, menurut Santi, pihak asuransi ada yang bersedia menjamin.

Minimnya risiko investasi di tanaman jati itulah salah satu magnet yang menarik para investor masuk. Andriono misalnya, ia tercatat sebagai investor SAS sejak 2002. “Awalnya memang coba-coba, tapi lama-kelamaan saya yakin prospeknya bagus dengan risiko minim. Cocok buat kami yang sibuk di pekerjaan lain,” tutur dokter kandungan dari RSCM ini. Ia membeli bibit jati dengan paket pemeliharaan 10 tahun seluas 8 ha dengan modal Rp 500 juta.

Investasi tanaman jati berguna untuk jangka panjang. “Saya pernah investasi di saham, reksa dana atau produk keuangan lain. Tapi untuk jenis komoditas, baru di pohon jati saja. Saya tertarik karena bisa digunakan untuk dana cadangan masa depan,” tutur Bhisma Dani Setyawarman. Ia investasi di SAS sebanyak 1.000 pohon untuk paket pemeliharaan senilai Rp 150 juta.

Baik investor maupun perusahaan investasi jati yakin akan prospek tanaman jati kelak. Asumsinya, sekarang pasokan kayu jati lokal diperkirakan hanya mampu memenuhi kurang dari 30% jumlah permintaan yang ada. Situasi ini menyebabkan kenaikan harga kayu jati terus meroket dari tahun ke tahun. Di sisi lain, permintaan ekspor atas produk hasil olahan kayu dan mebel pun naik tajam. Pada gilirannya kondisi ini memperbesar jurang pemisah antara jumlah pasokan dan permintaan. “Prediksi kebutuhan jati di Indonesia saja 2,5 juta m3/tahun dan baru bisa dipenuhi 700 ribu m3. Artinya, kita masih kekurangan 1,8 juta m3. Padahal, untuk tanaman jati yang usianya di atas 40 tahun sudah langka dan dilindungi Perhutani,” Soegiharto menjelaskan.



INVESTASI KEBUN JATI ....INVESTASI KEBUN JATI ....INVESTASI KEBUN JATI
HUB: HERIAWAN DI 085310386443.